Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
Ada tujuh perbedaan mendasar antara asuransi syariah dengan
asuransi konvensional.
Perbedaan tersebut adalah:
- Asuransi
syari'ah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang betugas mengawasi
produk yang dipasarkan dan pengelolaan investasi dananya. Dewan Pengawas
Syariah ini tidak ditemukan dalam asuransi konvensional.
- Akad
yang dilaksanakan pada asuransi syari'ah berdasarkan tolong menolong. Sedangkan
asuransi konvensional berdasarkan jual beli
- Investasi
dana pada asuransi syari'ah berdasarkan bagi hasil (mudharabah).
Sedangkan pada asuransi konvensional memakai bunga (riba) sebagai
landasan perhitungan investasinya
- Kepemilikan
dana pada asuransi syari'ah merupakan hak peserta. Perusahaan hanya
sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Pada asuransi konvensional,
dana yang terkumpul dari nasabah (premi) menjadi milik perusahaan.
Sehingga, perusahaan bebas menentukan alokasi investasinya.
- Dalam
mekanismenya, asuransi syari'ah tidak mengenal dana
hangus seperti yang terdapat pada asuransi konvensional. Jika pada
masa kontrak peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin
mengundurkan diri sebelum masareversing period, maka dana yang dimasukan
dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil yang telah diniatkan
untuktabarru'.
- Pembayaran
klaim pada asuransi syari'ah diambil dari danatabarru' (dana
kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan bahwa ada
penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong menolong di antara
peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada asuransi konvensional
pembayaran klaim diambilkan dari rekening dana perusahaan.
- Pembagian
keuntungan pada asuransi syari'ah dibagi antara perusahaan dengan peserta
sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah ditentukan. Sedangkan
pada asuransi konvensional seluruh keuntungan menjadi hak milik
perusahaan.
Pengertian Asuransi Syariah
“Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan
tolong-menolong di antara sejumlah orang, melalui investasi dalam bentuk aset
dan / atau Tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah” Dewan Syariah Nasional -
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem di mana para peserta
mendonasikan sebagian atau seluruh kontribusi / premi yang mereka bayar yang
digunakan untuk membayar klaim atas musibah yang dialami oleh peserta yang
lain.
Konsep Asuransi Syariah
Dalam Asuransi Syariah ada istilah Tabarru’ yang merupakan
sumbangan (dalam definisi Islam = Hibah - Dana Kebajikan). Ada beberapa
perbedaan istilah antara Asuransi Syariah dengan asuransi konvensional.
Pada Asuransi Syariah peserta asuransi melakukan risk
sharing (berbagi risiko) dengan peserta yang lainnya. Sementara pada asuransi
konvensional, para peserta melakukan risk transfer (transfer risiko) kepada
perusahaan asuransi. Maka, jika nasabah Asuransi Syariah mengajukan klaim, dana
klaim berasal dari rekening tabarru’ (kebajikan) seluruh peserta. Berbeda
dengan klaim asuransi konvensional yang berasal dari perusahaan asuransinya.
Ada beberapa perbedaan istilah antara Asuransi Syariah
dengan asuransi konvensional.
1. Mengubah kontrak di mana peserta adalah pihak yang
menanggung risiko bersama, bukan perusahaan.
2. Pengelola atau operator (perusahaan asuransi) bukanlah
pemilik dana melainkan hanya mengelola saja.
3. pengelola tidak boleh menggunakan dana-dana tersebut jika
tidak ada kuasa dari peserta.
Asas Asuransi Syariah :
1. Merupakan jaminan bersama.
2. Penyertaan dalam sebuah skema yang disetujui bersama.
3. Membantu satu sama lain dengan menggunakan rekening yang
telah ditentukan (rekening tabarru’) untuk membayar kerugian yang akan timbul.
Prinsip Asuransi Syariah :
1. Merupakan tanggung jawab bersama.
2. Saling membantu dan bekerja sama.
3. Perlindungan bersama
Wealth Protection (Proteksi Kekayaan) adalah cara dan upaya
yang dilakukan untuk menghadapi setiap risiko yang terjadi dalam kehidupan
kita. Cara ini merupakan bagian dari Pengelolaan Keuangan sehingga tidak
terjadi dampak yang buruk bagi masa depan.
Tujuan dari pengelolaan risiko :
1. Mengurangi risiko kerugian secara material
2. Menjaga agar perencanaan keuangan tidak terganggu oleh “Tragedi Finansial”
yang datangnya selalu tiba-tiba dan tidak pernah direncanakan.
3. Mengelola agar uang yang biasanya digunakan untuk bersenang-senang,
dialokasikan sebagai tabungan wajib, yang sekaligus berfungsi sebagai
perlindungan.
4. Mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk menghadapi kemungkinan buruk
yang terjadi.
Atau dengan kata lain tujuannya adalah :
Mengurangi ketakutan dan kekhawatiran akibat kerugian yang ditimbulkan oleh
“Tragedi Finansial” yang pasti terjadi dalam kehidupan kita tanpa kita sendiri
pernah tahu kapan waktunya.
Cara menghadapi Risiko
Ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu :
1. Mengendalikan risiko
2. Mempersiapkan Keuangan untuk menghadapi risiko
Mempersiapkan Keuangan untuk menghadapi risiko
a. Mempersiapkan keuangan sendiri untuk menanggulangi risiko dengan cara
membuka rekening khusus untuk menyimpan dana penanggulangan risiko
1. Tabungan I, khusus untuk perbaikan motor atau mobil
akibat kecelakaan.
2. Tabungan II, khusus untuk biaya diri sendiri dan keluarga berobat ke rumah
sakit
3. Tabungan III, khusus untuk biaya sekolah anak-anak
4. Tabungan IV, khusus untuk biaya santunan kematian
b. Mengalihkan dampak keuangan yang tidak mampu ditanggung
sendiri kepada pihak asuransi
– Membayar premi setiap tahun untuk asuransi kendaraan
bermotor
– Membayar premi setiap bulan untuk asuransi kesehatan keluarga
– Membayar premi setiap bulan untuk asuransi pendidikan
– Membayar setiap bulan untuk asuransi jiwa
Dalam hal mempersiapkan keuangan untuk menghadapi risiko,
apakah pilihan terbaik yang bisa kita ambil ? Mempersiapkannya sendiri atau
menyerahkannya pada pihak asuransi ?
Mempersiapkan sendiri
Keuntungan :
Apabila risiko sakit, kecelakaan, kematian tidak terjadi dalam kehidupan maka
tabungan itu tetap menjadi milik kita
Kerugian :
Apabila risiko sakit, kecelakaan, kematian benar-benar terjadi, maka
tabungan yang dipersiapkan akan habis bahkan tidak mencukupi untuk menutup
biaya yang timbul.
Menyerahkan kepada pihak asuransi
Keuntungan :
– Biaya lebih murah
– Apabila terjadi risiko sakit, kematian, kecelakaan mobil, maka biaya
untuk menutup semua kerugian yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan
asuransi sesuai dengan program yang kita pilih.
Asuransi
Mengapa asuransi penting bagi kita ?
1. Memberikan rasa aman kepada diri dan keluarga kita.
Apabila terjadi kematian, terutama kepada kepala keluarga, maka yang ditinggal
akan mendapat santunan supaya dapat menjalankan kehidupan
2. Meringankan beban biaya rumah sakit
Saat ini biaya rumah sakit sangat mahal. Karyawan yang bekerja di perusahaan
tanpa fasilitas kesehatan sebaiknya segera memiliki asuransi kesehatan
3. Melindungi penghasilan
Program asuransi saat ini bisa terus berjalan, bahkan memberikan penghasilan,
sekalipun sang pemegang polis tidak lagi dapat bekerja akibat cacat tetap.
4. Melindungi harta benda, misal rumah dan mobil
– Risiko kebakaran rumah sangat tinggi apabila tinggal di daerah perumahan
– Risiko kerusakan mobil akibat kecelakaan dapat terjadi pada siapapun
5. Mengalokasikan dana konsumtif menjadi tabungan wajib
Dengan mengikuti asuransi, Anda harus rutin menabung setiap bulan dan
mengurangi kebiasaan konsumtif.
6. Memiliki dana lebih di hari tua untuk menikmati hidup
Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan dana saat pensiun sangat besar terutama
biaya kesehatan. Walaupun sudah ada uang pensiun, tidak ada salahnya memiliki
lebih banyak dengan cara menabung lewat asuransi.
Premi adalah sejumlah uang yang harus
dibayarkan setiap bulannya sebagai kewajiban dari tertanggung atas
keikutsertaannya di asuransi. Besarnya premi atas keikutsertaan di asuransi yang
harus dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi dengan memperhatikan
keadaan-keadaan dari tertanggung
Prinsip-prinsip asuransi
1. Prinsip-prinsip asuransi
Prinsip Dasar Asuransi
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus
dipenuhi, yaitu insurable interest, utmost good faith, proximate cause,
indemnity, subrogation dan contribution.
Insurable Interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
Utmost good faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang
material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta
maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan
dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si
tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek
atau kepentingan yang dipertanggungkan.
Proximate cause
adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara
aktif dari sumber yang baru dan independen.
Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat
sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal
278).
Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
Contribution
Sedangkan adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang
sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung
untuk ikut memberikan indemnity.
2. ASURANSI
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang
dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain
dalam hal ini adalah perusahaan asuransi.
Pengertian Asuransi
Menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa "asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya
karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu".
Pengertian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan risiko dari
pihak pertama kepada pihak lain. Dalam pelimpahan dikuasai oleh aturan-aturan
hukum dan berlakunya prinsip-prinsip serta ajaran yang secara universal yang
dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.
Dari segi ekonomi, asuransi berarti suatu pengumpulan dana yang dapat dipakai
untuk menutup atau memberi ganti rugi kepada orang yang mengalami kerugian.
Manfaat Asuransi
Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara
finansial), asuransi juga memiliki berbagai manfaat yang diklasifikasikan ke
dalam : fungsi utama, fungsi skunder dan fungsi tambahan.
Fungsi utama asuransi adalah sebagai pengalihan risiko, pengumpulan dana dan premi
yang seimbang. Fungsi skunder asuransi adalah untuk merangsang pertumbuhan
usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan
sebagai tabungan. Sedangkan fungsi tambahan asuransi adalah sebagai investasi
dana dan invisible earnings.
Resiko
Pengertian 'risiko' dalam asuransi adalah "ketidakpastian akan terjadinya
suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis".
Pengertian Resiko
Menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa "asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk
penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak
tentu".
Pengertian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan risiko dari
pihak pertama kepada pihak lain. Dalam pelimpahan dikuasai oleh aturan-aturan
hukum dan berlakunya prinsip-prinsip serta ajaran yang secara universal yang
dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.
Dari segi ekonomi, asuransi berarti suatu pengumpulan dana yang dapat dipakai
untuk menutup atau memberi ganti rugi kepada orang yang mengalami kerugian.
Bentuk-bentuk risiko
Bentuk-bentuk risiko antara lain risiko murni, risiko spekulatif, risiko
partikular dan risiko fundamental.
· Risiko
murni adalah risiko yang akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break even,
contohnya pencurian, kecelakaan atau kebakaran.
· Risiko
spekulatif adalah risiko yang akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break
even, contohnya judi.
· Risiko
partikular adalah risiko yang berasal dari individu dan dampaknya lokal,
contohnya pesawat jatuh, tabrakan mobil dan kapal kandas.
· Risiko
fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari individu dan dampaknya luas,
contohnya angin topan, gempa bumi dan banjir.
Apakah semua risiko dapat diasuransikan?
Tidak semua risiko dapat diasuransikan. Risiko-risiko yang dapat diasuransikan
adalah : risiko yang dapat diukur dengan uang, risiko homogen (risiko yang sama
dan cukup banyak dijamin oleh asuransi), risiko murni (risiko ini tidak
mendatangkan keuntungan), risiko partikular (risiko dari sumber individu),
risiko yang terjadi secara tiba-tiba (accidental), insurable interest
(tertanggung memiliki kepentingan atas obyek pertanggungan) dan risiko yang
tidak bertentangan dengan hukum.
3. Perbedaan asuransi dengan
aktivitas-aktivitas lain
1. Perbedaan asuransi
Jiwa dengan Tabungan
Asuransi Jiwa
Asuransi kerugian
• Besarnya
uang yang akan diterima dapat ditentukan sendiri oleh pemegang polis pada saat
perjanjian dibuat
· Adanya
unsur keharusan (wajib) untuk membayar premi secara teratur
· Berapa
besarnya premi yang harus dibayar sudah ditetapkan berdasarkan peritungan
aktuaria, termasuk juga waktu pembayarannya
· Terdapat
fungsi proteksi finansial, yaitu jaminan terima uang yang pasti, sesuai dengan
perjanjian
· Pada
saat tertanggung meninggal dunia jumlah uang yang diterima sudah pasti,
meskipun baru membayar premi yang lebih kecil
· Bersifat
kolektif, semua untuk satu kebebasan terbatas
Tabungan
· Besarnya
uang yang akan diterima tergantung pada kemauan penabung, kalau kemauannya
makin besar, yang akan diterima makin tinggi
· Tidak
ada unsur keharusan dalam menabung, suka rela, boleh menabung boleh tidak
· Besarnya
uang yang ditabung setiap kali menabung tidak tetap, tergantung kemauan
penabung
· Tidak
terdapat fungsi proteksi terhadap risiko
· Besarnya
uang yang diterima tergantung pada jumlah tabungan ditambah bunga
· Bersifat
individu dan bebas
2. Perbedaan Asuransi
dengan Perjudian
Asuransi
· Bertujuan
mengurangi risiko yang sudah ada
· Bersifat
sosial terhadap masyarakat, dapat memberikan keuntungan-keuntungan tertentu
kepada masyarakat
· Besarnya
risiko dapat diketahui dan dapat diukur kemungkinan besarnya
· Kontraknya
tertulis dan mengikuti kedua belah pihak
Perjudian
· Risiko
semula belum ada dan baru muncul sesudah orang ikut berjudi
· Bersifat
tidak sosial, bisa mengacaukan rumah tangga/masyarakat
· Besarnya
risiko tidak dapat diketahui dan tidak dapat diukur kemungkinannya
· Kontrak
tidak tertulis dan realisasinya tergantung itikad baik masing-masing pihak yang
terlibat
3. Perbedaan Asuransi
dengan Spekulasi
Asuransi
· Kontrak
persetujuannya adalah pertanggungan
· Risiko
yang ditangani adalah kerugian yang mungkin timbul
· Transaksi
asuransi bagaimanapun juga lebih menguntungkan (operasinya berdasarkan hukum
bilangan besar), sehingga dapat mengurangi risiko yang ada
Spekulasi
· Kontrak
persetujuannya adalah jual-beli
· Risiko
yang ditangani adalah kemungkinan perubahan harga
· Risiko
tidak berkurang, hanya berpindah kepada orang lain yang sanggup menanggung
risiko tersebut
4. Perbedaan Asuransi
dengan Bonding
Asuransi
· Meliputi
dua pihak utama
· Pihak
penjamin tidak mempunyai hak menagih kembali kepada tertanggung
· Tujuan
utamanya menyebarkan kerugian diantara sesama kelompok tertanggung
· Sifat
risikonya menutup kerugian seseorang, tanpa harus mengenal secara pribadi
tertanggung
· Kontrak
dapat dibatalkan oleh penganggung bila tertanggung tidak memenuhi perjanjian
Bonding
· Meliputi
tiga pihak utama
· Pihak
penjamin/surety mempunyai hak menagih kepada principal terhadap apa yang telah
dibayarkan kepada obligee
· Fungsi
utamanya peminjaman/kredit dari surety kepada principal untuk mendapatkan bunga
· Sifat
risikonya menjaminkejujuran dan kemampuan seseorang, jadi surety harus mengenal
princioal secara pribadi
· Surety
tidak dapat membatalkan kontraknya, meskpun principal tidak dapat memenuhi
kewajibannya kepada surety, surety tetap bertanggung jawab penuh atas
kewajibannya terhadap obligee.
5. Perbedaan Asuransi
Jiwa dengan Anuitas
Asuransi Jiwa
· Tujuan
memperkecil risiko, yaitu risiko keuangan yang mungkin timbul
· Memberi
jaminan bila seseorang meninggal dunia sebelum saat tidak mampu mencari
penghasilan (pensiun)
· Makin
lama tertanggung hidup, makin menguntungkan perusahaan asuransi (dapat menunda
pembayaran kembali premi)
Anuitas
· Tujuannya
untuk membentuk dana yang dapat digunakan di hari tua nanti
· Memberi
jaminan bila seseorang belum meninggala dunia pada saat sudah tidak mampu
mencari penghasilan
Makin lama orang yang bersangkutan hidup, makin merugikan
penyelenggara anuitas, sebab makin besar pembayaran kepada yang bersangkutan.
4. Resiko pihak penanggung
Penanggung adalah pihak yang berkewjiban memberikan
prestasi, dalam hal ini adalah perusahaan asuransi. hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh penanggung dalam perjanjian asuransi, adalah bahwa penanggung
berhak untuk menerima premi dari tertanggung sebagai kontra prestasi atas
pemberian perlindungan oleh penanggung terhadap resiko kerugian yang akan dialami
oleh tertanggung.
5. Resiko pihak tertanggung
Tertanggung yakni pihak yang menerima perlindungan dari
penaggung, sama halnya dengan penggung tertanggung juga memiliki hak dan
kewajiban, yakni kewajiban tertanggung adalah membayar premi asuransi dan hak
yang akan diperoleh adalah tertanggung berhak mendapatkan ganti rugi atas
resiko yang menerimanya dari penanggung.
Auransi kerugian
Asuransi berjangka
Reasuransi :
PENGERTIAN ASURANSI KONVENSIONAL ATAU UMUM
Zonanesia - Apa sih pengertian Asuransi itu? Kata Asuransi
berasal dari bahasa Belanda "assurantie" yang dalam hukum belanda
disebut Verzekering yang berarti pertanggungan. Dari Istilah assurantie
kemudian timbul istilah assuradeur bagi penanggung dan geassureerde bagi
tertanggung. Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada
tindakan, sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial (atau ganti rugi
secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya
mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang
dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana
melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai
ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. Baca juga Pengertian Bank dan
Fungsinya
Menurut Undang–undang No.2 tahun 1992 tanggal 11 Pebruari
1992 tentang Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”), Asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Sedangkan definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9,
Pasal 246: "Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan
mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka Asuransi adalah
salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara mengalihkan atau mentransfer
risiko tersebut dari pihak tertanggung ke pihak penanggung, dalam hal ini
adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan
aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang
dianut oleh pihak tertanggung maupun pihak penanggung.
Di dalam asuransi terdapat istilah-istilah yang mungkin
belum Anda tahu, misalnya "tertanggung" adalah orang atau badan yang
menyalurkan risiko, "penanggung" adalah badan yang menerima risiko
tersebut. Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah
sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang
dilindungi. Sedangkan biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada
"penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi",
sedangkan "polis asuransi" adalah bukti tertulis atau surat
perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi.
Di dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus
dipenuhi, yaitu :
1. Insurable interest
Merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertangungkan suatu
risiko yang berkaitan denga keuangan, yang diakui sah secara hukum antara
tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan.
2. Itikad Baik
Dalam melakukan kontarak asuransi, pihak penaggung perlu
menjelaskan secara lengkap hak dan kewajibannya selama masa asuransi. Selain
itu yang harus diperhatikan adalah perlakuan dari penanggung pada saat
benar-benar ada risiko yang menimpa tertanggung. Pihak penanggung harus
konsisten terhadat hak dan kewajiban yang dicantumkan dalam kontrak (polis)
termasuk batasan-batasan yang ada sehingga jelas apabila ada risiko yang tidak
ditanggung oleh asuransi. Kewajiban dari kedua belah pihak untuk mengungkapkan
fakta disebut duty of disclosure.
3. Indemnity
Mekanisme penanggung untuk mengkompensasi yang menimpa
tertanggung dengan ganti rugi financial. Prinsip Indemnity tidak dapat
dilaksanakan dalam asuransi kecelakaan dan kematian. Indemnity ini dapat
dilakuakn dengan beberapa cara, yaitu pembayaran tunai, penggantian, perbaikan,
dan pembangunan kembali.
4.Proximate Cause
Suatu sebab aktif, efisien yang menyebabkan terjadinya suatu
peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain,
diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independent.
5. Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah
memeberikan ganti rugi kepada tertanggung. Untuk menuntut pihak lain yang
mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
6. Kontribusi
Prinsip ini merupakan akibat wajar dari prinsip indemnity
yaitu, penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memilki
kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang
tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama besar.
Manfaat dan Keuntungan memiki Asuransi yang dapat kita
peroleh adalah sebagai berikut :
1. Rasa aman dan perlindungan.
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan
memberikan rasa aman dari resiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau
risiko atau keruguan tersebut benar-benar terjadi,pihak tertanggung (insured)
berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis yang ditentukan.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil.
Prinsip keadilan diperhitungkan untuk menentukan nilai
pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara
periodikdengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam asuransi
tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat
kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak.Semakin besar nilai
pertanggungan semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh
tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk
memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang
sama dengan tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang
dibayarkan dan juga bonus (sesuai dewngan perjanjian dari kedu belah pihak).
5. Alat penyebaran risiko.
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut
dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang
didasarkan atas nilai pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha.
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan
resiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian,
kebakaran, kecelakan dan lain sebagainya). Baca juga Manfaat Asuransi secara
Umum